SHARE

Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Defriman Djafri Ph.D

CARAPANDANG.COM - Guna mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus Nipah di Tanah Air, peternak, khususnya peternak babi harus menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan dengan baik.

Seperti disampaikan Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Defriman Djafri Ph.D setidaknya ada  tiga komponen yang perlu diperhatikan terkait virus Nipah. Komponen yang pertama adalah agen atau virusnya sendiri, kedua personal, yakni orang yang wajib menjaga sanitasi dan ketiga lingkungan.

Defriman mengingatkan kebersihan pribadi, terutama sanitasi dan lingkungan, harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, sebab virus Nipah termasuk kategori zoonosis atau penyakit yang ditularkan oleh hewan. Aspek lingkungan akan berpengaruh besar pada perilaku sehingga berkaitan erat dengan risiko penularan virus. Oleh sebab itu, para peternak harus betul-betul memerhatikan aspek sanitasi dan kebersihan lingkungan agar tidak tertular.

"Baik itu peternakan rumahan maupun dalam skala industri," ujarnya di Jakarta, Senin (01/02).

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Provinsi Sumatera Barat ini menuturkan  gejala yang selama ini terjadi pada penderita misalnya di Malaysia yakni demam dan sakit kepala yang juga mirip dengan gejala Covid-19.  Beberapa kejadian terutama di Malaysia, diketahui orang yang terpapar virus Nipah juga tanpa gejala, kemudian masa inkubasi virus juga bervariasi mulai dari empat hingga 21 hari.

Namun, dari beberapa kejadian, yang paling dikhawatirkan akibat serangan virus tersebut ialah pada bagian otak atau semacam radang otak yang bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian. "Yang dikhawatirkan penyakit ensefalitis termasuk masalah pernapasan," demikian Defriman. 

Tags
SHARE