SHARE

Gunung Anak Krakatau terpantau dari CCTV Kementerian ESDM di Pulau Sertung. (ft: Ist)

Laporan : Mikhi Kharisma

CARAPANDANG(LAMPUNG) - Hari kedua, Jumat (4/2/2022), ketinggian erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) bertambah 300 persen dibandingkan sehari sebelumnya, Kamis (3/2/2022).

Sebelumnya, GAK menyembur setinggi 200 meter atau atau 357 meter dari permukaan laut (MDPL) dari permukaan Selat Sunda, Kamis (3/2/2022), pukul 16.15 WIB.

Kali ini, berdasarkan situs magma.esdm.go.id, tinggi kolom abu kurang lebih 600 meter dari MDPL, Jumat (4/2/2022), pukul 09.43 WIB dan lebih 800 meter dari MDPL pada pukul 10.25 WIB.

Abu erupsi ke arah barat daya. Erupsi ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 46 milimeter dan durasi 50 detik. Wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer.

Erupsi GAK kali ini merupakan yang pertama kali terjadi setelah tidur dua tahun pascasletusan hingga nyaris meratakan GAK dan tsunami pada tanggal 22 Desember 2018.

Akibat GAK mulai batuk , petugas Pos Pantau GAK Lampung Andi Suandi mengatakan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur Laut atau menuju Pulau Jawa.

Dia mengatakan tidak mendengar dan menerima laporan adanya suara dentuman. Status GAK Level 2, waspada, dengan rekomendasi tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari kawah.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Lampung Rudi Sjawal Sugiarto, erupsi GAK kali ini tidak berbahaya dengan kategori skala kecil.

Walau batuk kecil, dia mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan memantau melalui aplikasi Magma Indonesia. Rudi Sjawal Sugiarto akan terus melaporkan perkembangannya.

Petugas Pos Pantau GAK Lampung Andi Suandi mengatakan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur Laut atau menuju Pulau Jawa.

Dia mengatakan tidak mendengar dan menerima laporan adanya suara dentuman. Status GAK Level 2, waspada, dengan rekomendasi tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari kawah. (*)