SHARE

Kasad Jenderal Dudung didampingi KH Ismail Zulkarnaen dan Darussalam saat menyantuni anak yatim piatu. (ft:ist)

Laporan : Mikhi Kharisma

CARAPANDANG(LAMPUNG) -Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman silaturahmi ke Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa Tahfidzul Quran Ryadhus Sholihin di Kota Baru, Tanjungkarang Timur, Kota Bandarlampung, Sabtu sore (5/2/2022).

Tampak hadir pula, anggota Komisi I DPR RI Muhlis Basri, pengusaha Darussalam, Danrem 043 Garuda Hitam Brigjend TNI Drajat Bima Yoga, dan lainnya di pondok asuhan KH Ismail Zulkarnain.

Muhlis Basri dan Darussalam yang juga bendahara Apindo Lampung turut menyambut gembira sejak siang kedatangan Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Mereka melihat adanya upaya kasad dekat dengan semua pihak di sela padatnya kesibukan.

Kedatangan Jenderal Dudung ke Ponpes tersebut, menurut KH Ismail Z, selain bersilaturahmi juga ingin memberikan motivasi kepada para santri yatim piatu yang mondok di ponpes yang diasuhnya.

"Beliau kan berlatarbelakang anak yatim juga," tukasnya.

Seperti diketahui, ada ratusan anak yatim piatu dan dhuafa yang menjadi santri di Ponpes Riyadhus Sholihin sebagai penghafal Alquran. Bahkan diantara santrinya telah berhasil meraih prestasi tingkat internasional.

Semua kebutuhan ratusan santri yang ada di ponpes tersebut gratis, mulai dari pakaian, makan dan minum, sampai kebutuhan peralatan mandi para santri dipenuhi secara cuma-cuma dari para dermawan.

Selain itu, kualitas pendidikan juga diperhatikan dengan menyiapkan guru dan ustadz yang berkualitas sarjana dari alumni pondok pesantren ternama.

Sementara Jenderal Dudung seperti telah banyak dilansir, dalam perjalanan karier militernya hingga menjadi perwira tinggi tidaklah dilaluinya dengan mudah.

Ada kisah perjuangan hidup yang melatarbelakangi keputusan Dudung menjadi tentara.

Semua itu diawali ketika Dudung muda masih menapaki usia remaja. Saat itu, Dudung harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Dudung masih SMP pada 1981. Bahkan ia sempat berjualan kue dan menjadi loper koran.

Mungkin lantaran itulah, sang loper koran sangat menyukai pondok-pondok yang di sana terdapat anak yatim piatu dan dhuafa, serta kerap memberikan semangat dan motivasi agar tetap optimis dalam mengarung kehidupan ini.

"Karena saya mengalami apa yang mereka rasakan," katanya suatu ketika, dibeberapa kesempatan, saat di wawancara media.(*)