SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -  Kedudukan akal pikiran sebagai alat penggali agama perlu mendapatkan perhatian dan disadari oleh umat manusia. Manusia adalah makhluk yang dianugerahi akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir serta memperhatikan ciptaan Allah SWT. 

Akal pikiran manusia yang hidup dapat bergerak menjalankan fungsi yang sebenarnya. Untuk meneliti nikmat yang telah diturunkan oleh Allah SWT yang ada  di permukaan bumi ini, dimana telah mengagungkan segala kebutuhan seluruh makhluk hidup.

Memang hanya manusialah yang diberi kepercayaan dan tugas atau amanah oleh Allah untuk menjaga dan mengelola bumi dengan sebaik-baik mungkin. Sehingga alam lingkungan tetap terjaga dari tangan-tangan jahil yang dapat merusaknya. Dan jangan sampai kerusakan atau hal yang yang menimbulkan kerusakan disebabkan oleh tangan-tangan mereka yang belum tahu akan kebenaran. Maka itu, jangan sampai ada suatu kaum atau kelompok yang berbuat sesuatu yang mendatangkan murka Allah. 

Kita sebagai manusia beragama harus memperbaiki moral dan akhlak masyarakat, supaya tidak terjadi hal-hal yang mendorong dan menjadikan kerusakan di muka bumi ini.

Akal pikiran adalah satu nikmat dan anugerah Allah Swt yang melebihi segalanya. Dengan akal pikiran manusia dapat menemukan rahasia-rahasia alam sebelumnya tertutup rapat. Manusia adalah makhluk hidup satu-satunya yang menerimanya, karena sangatlah erat hubungan dengan amanah yang telah dibebankan di atas pundaknya. Dan dengan adanya akal inilah segala sesuatu dapat terkontrol dengan baik. Tanpa akal pikiran manusia pasti akan kehilangan nilai sebagai manusia dan makhluk hidup yang mulia. Tentunya akan sama dengan derajat binatang, bahkan lebih hina. 

Dalam kehidupan manusia banyak hal yang mempengaruhi seperti lingkungan yang ada didepan matanya dan harus ditaklukkan demi kepentingan hidupnya paling tidak harus dijadikan sebagai teman hidup untuk melayani setiap kebutuhan hidup dimasa yang akan datang dialam yang kekal dan abadi nanti.

Dalam hal ini manusia telah banyak yang menggunakan sistem berbeda-beda. Hal itu sudah pasti, karena kehidupan manusia begitu komplek dan tidak sama tujuannya. Ada yang mencari kehidupan sebagai pengantar hidupnya dan ada pula yang mencari fasilitas hidup sebagai tujuan tertentu.

Untuk itulah, kita sebagai umat Islam haruslah sadar dan dapat membedakan antara tujuan dan yang bukan tujuan dalam hidup. Dalam hal ini manusia sangat membutuhkan adanya penuntun dan petunjuk arah. Al-Qur’an adalah petunjuk yang paling tepat untuk umat muslim yang dijadikan sebagai pedoman dan pegangan ke arah tujuan yang sangat baik bagi umat islam dalam kehidupan.

Karena itulah, manusia diberi akal dan pikiran untuk mengambil segala apa yang terkandung dalam konsep menurut kemampuan yang ada, agar menjadikan manusia memiliki pribadi yang mulia dan menampilkan sosok suri teladan umat manusia yang baik.

Dalam hubungan dengan pembangunan manusia, diperlukan seorang pemimpin yang bijaksana dan sanggup untuk menghadapi setiap masalah masyarakat yang juga harus mempunyai ilmu yang luas dan adil, agar tercipta suatu masyarakat teladan yang nantinya ditiru oleh masyarakat lain kemudian menyebar luas ke seluruh negeri.

Dengan harapan supaya tercipta suatu masyarakat yang beriman dan bertaqwa maka sudah sampailah waktunya Allah SWT mencurahkan nikmat dan anugerah yang memang telah disediakan untuk makhluk-Nya. Sehingga kewajiban beribadah tidak lagi terhambat oleh macam bentuk pengaruh apapun yang seringkali membuat manusia lupa tujuan yang sebenarnya.

Dalam hal ini hati nurani juga harus bersih dari segala kotoran dan tentunya hatilah yang memegang peran penting untuk mengetahui setiap sikap dan perbuatan yang dijalankan oleh anggota badan sebagai pembantu yang ikut serta dalam menentukan bahagia dan celaka seseorang.

Dengan hati nuranilah yang menjadi tolak ukur manusia dengan segala-galanya. Jadi akal pikiran hendaknya diberi peran dan tugas penting untuk mengontrol seluruh anggota badan dengan membantu dalam segala tindakan dan tingkah laku harus berjalan seimbang dan bertanggung jawab bersama hati nurani sebagai pengontrol sekaligus yang menjadi pemimpin tertinggi dalam jiwa manusia.

Oleh karena itu, segala tindakan dan tingkah laku bila lepas dari pengawasan hati nurani dan tidak terkontrol oleh akal pikiran secara baik, maka sangat mudah terjun ke dalam hal-hal yang tidak lain dengan penyesalan yang begitu dalam. Jadi betapa besarnya peranan akal dan pikiran dalam segala urusan dunia dikalangan masyarakat umum.

Jika manusia tanpa menggunakan akal pikiran sebagai pimpinan atau akal pikirannya tidak dapat berjalan sesuai dengan kedudukannya, maka akan menimbulkan penyesalan yang tidak mungkin kembali dalam diri manusia. Oleh karena itu, jika manusia tidak mau berfikir derajatnya akan jatuh dari ketinggian dan terjun ke jurang paling dalam, dan akan kehilangan segala fungsi hidup sebagai manusia. [**]

Oleh: Deby Yanti Nuril Lailiyah Nuzila
Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang


Tags
SHARE