SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) yang bergulir sejak 1991 di tanah air, sepanjang (2023) menunjukkan kinerja apik alias melanjutkan pertumbuhan positif. Pertumbuhan eksyar itu didorong oleh kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93 persen (year on year/yoy).

Secara keseluruhan, di tahun 2023 itu, sektor unggulan HVC menopang hampir 23 persen dari ekonomi nasional yang dikontribusikan oleh sektor pertanian dan makanan minuman halal, pariwisata ramah muslim (PRM), serta fesyen muslim. Pada tataran global, kinerja eksyar Indonesia juga membanggakan. Yakni, di 2023 eksyar Indonesia mencatatkan kenaikan peringkat State of The Global of Islamic Economic (SGIE) menjadi peringkat ketiga.

Yang juga patut dicatat, sebagaimana diungkap Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arief Wibisono, ekonomi sosial syariah berperan besar dalam meningkatkan aspek kebermanfaatan ekonomi dan keuangan syariah bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Meski menorehkan catatan positif, eksyar di Indonesia bukan berarti bisa bebas bergerak. Ada sejumlah tantangan menghadang, antara lain tantangan berupa keterbatasan produksi dan ketersediaan produk halal. Selain itu juga masih butuh peningkatan literasi eksyar di tengah masyarakat.

Tantangan itu merupakan pekerjaan rumah tersendiri dari Bank Indonesia dan pemerintah untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah di dunia. Ini semua tanggung jawab  bersama dan butuh kerja keras, serta konsistensi, membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak.

Saat bicara di hadapan tamu peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023, Senin (26/2/2024), Arief mendorong sinergi stakeholder guna meningkatkan pertumbuhan eksyar yang semakin maju dengan fokus utama pada pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. dilansir indonesia.go.id

Halaman :
Tags
SHARE