SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -  Ketua Umun DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar dalam membuat kebijakan tidak standar ganda. Dia mempertanyakan mengapa ziarah kubur yang sudah menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang sedangkan wisata Ancol dibuka. 

"Ziarah kubur yang menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang dengan alasan mencegah penularan COVID-19 karena terjadi kerumunan massa, namun wisata Ancol dibuka,"  ujarnya dalam  keterangan persnya  di Jakarta, Sabtu (15/5).

Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan hal tersebut merespon jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Ancol, Jakarta pada Jumat (14/5) membludak yaitu mencapai sekitar 39.000 pengunjung dan kondisi Ancol tersebut menjadi "trending topic" di Twitter karena kerumunan wisatawan tersebut dikhawatirkan akan memicu terjadinya klaster baru penyebaran COVID-19.

Politisi yang akrab disapa Cak Imin ini meminta Pemprov DKI lebih bijak dalam membuat sebuah kebijakan karena kebijakan membuka Pantai Ancol, jelas menimbulkan kerumunan yang sulit dikendalikan.

Menurut Ketua Tim Pengawasan Penanganan Bencana COVID-19 DPR RI itu, bagaimana orang mandi di pantai bisa menerapkan protokol kesehatan, karena tidak mungkin menggunakan masker. "Mau jaga jarak juga bagaimana caranya? Lihat saja berbagai gambar kerumunan yang terjadi di Ancol pada Jumat kemarin," ujarnya.

Gus Ami menilai pemda Jakarta terlambat ketika akhirnya mengambil kebijakan penutupan Ancol pada Sabtu (15/5) pasca-kejadian membludak-nya pengunjung pada Jumat (14/5). Menurut dia, jangan sampai penutupan sementara dilakukan pada Sabtu (15/5) saja karena keselamatan rakyat harus diprioritaskan karena jangan membuat kebijakan yang justru mengorbankan rakyat.

"Jangan sampai apa yang terjadi di India, terjadi pula di Indonesia akibat sebuah kebijakan yang tidak tepat," katanya.

Tags
SHARE