SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Kedekatan antara Partai Gerindra dan  PDI Perjuangan telah memunculkan wacana publik bahwa pada Pilpres 2024 kedua partai tersebut akan membangun koalisi besar. 

Wacana publik yang berkembang adalah akan lahir duet Prabowo Subianto-Puan Maharani pada Pilpres 2024 mendatang. Yang menjadi pertanyaan siapa yang akan menempati posisi Capres, apakah Prabowo atau Puan? 

Kemungkinan PDIP akan  terasa berat jika diposisikan sebagai Cawapres, pasalnya secara perolehan suara pada Pemilu 2019 PDIP lebih unggul dibanding Partai Gerindra. Namun, jika melihat hasil survei dari berbagai lembaga menunjukan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menempati posisi teratas. 

Prabowo-Puan pasangan cocok

Pengamat Politik Igor Dirgantara menyatakan, duet Prabowo Subianto-Puan Maharani akan terwujud jika PDIP-Gerindra telah sepakat membangun koalisi pada Pemilu 2024 mendatang. 

Dia menilai jika duet Prabowo-Subianto terwujud ini adalah  pasangan yang cocok.  "Pasangan ini paling mungkin diwujudkan dan dinilai cocok karena faktor usia (tua-muda), jenis kelamin (pria-wanita), serta latar belakang militer-sipil," ujarnya yang juga sebagai Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN), dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis.

Namun, kata dia dari duet tersebut belum bisa diprediksi mengenai siapa yang menjadi calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). Karena masing-masing punya kelebihan tersendiri untuk ditempatkan sebagai capres.

"Salah satu kendala dari pasangan ini adalah pandangan bahwa PDIP sebagai parpol pemenang pemilu dengan 128 kursi di parlemen, apa mau memposisikan kandidatnya di posisi RI-2? Jawabannya tentu bisa mengingat elektabilitas Prabowo yang jauh lebih tinggi, begitu juga dengan pengalamannya," ujarnya.

Menurut dia, bisa saja nanti dilakukan redefinisi ulang Perjanjian Batu Tulis.

Dia menjelaskan jika Batu Tulis 2009 (jilid I) ada klausul bahwa Prabowo sebagai cawapres Megawati akan didukung oleh PDIP maju sebagai Capres 2014. Namun, hal itu akhirnya batal karena akhirnya PDIP mencalonkan Joko Widodo.

"Maka kebalikannya, Batu Tulis 2024 (jilid II) juga bisa dibuat klausul bahwa jika Puan Maharani menjadi cawapres Prabowo di 2024, maka Gerindra gantian mendukung pencalonan Puan Maharani sebagai capres pada tahun 2029 berikutnya," ujarnya. 

Tags
SHARE