SHARE

Istimewa

Menurut Guru Besar Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor dr Tjandra Yoga Aditama, penyakit ini sebenarnya cukup sering ditemui pada anak dan bayi. Dijelaskan, penyakit ini memiliki masa inkubasi 3--7 hari ditandai dengan demam. Kemudian diikuti munculnya rash (ruam pada kulit) dan blister (benjolan kecil) di telapak kaki, tangan dan mukosa mulut, penderita cenderung tidak nafsu makan, malaise, dan nyeri pada tenggorokan.

“Biasanya, setelah satu atau dua hari demam, timbul keluhan nyeri di mulut dimulai dari blister sampai kemudian dapat menjadi mucus. Lesi dapat terjadi pada lidah, gusi, atau bagian dalam mulut lainnya,” jelas pria yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular pada 2018--2020 di World Health Organization (WHO)-South East Asia Regional Office (SEARO). 

Tjandra mengatakan, HFMD bukanlah penyakit berat dan akan sembuh dalam 7 hingga 10 hari. Sementara itu, pengobatan hanya bersifat suportif. Penyebab HFMD adalah enterovirus secara umum, termasuk coxsackievirus A16, EV 71, dan echovirus.

Penyakit HFMD dapat ditularkan melalui kontak langsung, cairan hidung dan tenggorokan, saliva, cairan dari blister atau tinja pasien. Masa penularan paling tinggi pada minggu pertama terinfeksi. Tidak ada pencegahan khusus untuk HFMD, tetapi risiko tertular dapat diturunkan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS).
 

Pencegahan DBD

Mengenai pencegahan DBD, Kemenkes terus mengimbau para pemudik untuk tetap menjaga kebersihan di kampung halamannya untuk mengurangi risiko terjangkit penyakit menular tersebut. “Bila perlu sekalian melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular demam berdarah,” ujar Juru Bicara Kemenkes RI.

Kegiatan PSN itu amat dianjurkan dilakukan di wilayah dengan angka kasus DBD yang tinggi. Sebab, hingga pekan ke-14 tahun 2024 atau April ini, tercatat sebanyak 60.296 kasus demam berdarah di Indonesia dengan angka kematian sebanyak 455. Jumlah ini terus bertambah dari pekan-pekan sebelumnya.

Lima kabupaten/kota dengan kasus demam berdarah tertinggi tahun ini di antaranya Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1,422 kasus, Kabupaten Lebak 1.326 kasus, dan Kota Depok 1.252 kasus

Sementara itu, kabupaten/kota dengan kematian DBD tertinggi pada 2024, di antaranya Kabupaten Bandung dengan 25 kematian, Kabupaten Jepara 21 kematian, Kabupaten Subang 18 kematian, Kabupaten Kendal 16 kematian, dan Kabupaten Bogor 13 kematian. dilansir indonesia.go.id

Halaman :
Tags
SHARE