SHARE

Istimewa

“Saya juga nggak mau menjanjikan apa-apa ke petani. Saya cuma bilang, ‘Oke kita coba. Kita akan sama-sama, Pak. Bapak tanam (vanila) karena saya nggak bisa menanam dan saya nggak ngerti. Begitu ada hasilnya, saya bisa memproses dan saya bisa menjualnya,” katanya.

Kini telah banyak petani vanila yang bermitra dengan La Dame in Vanilla yang tersebar di 10 titik di Indonesia, seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sulawesi. Namun, Lidya mengatakan pihaknya fokus membangun kerja sama dengan petani Bali mengingat basis produksi La Dame in Vanilla berada di daerah tersebut.

“Aku melihat ini bisa menjadi peluang bisnis. Dengan aku jadikan ini peluang bisnis, aku bisa memberikan peluang yang lebih banyak lagi kepada para petani yang tadinya sudah (menyerah), vanila kita itu benar-benar sudah hampir punah,” kata Lidya.

Ia menambahkan bahwa masih banyak petani yang belum memahami proses menanam vanila yang baik, kebanyakan hanya asal menanam, memanen, dan mengeringkan. Lidya menekankan bahwa proses menanam yang baik dan melewati proses panjang akan menghasilkan vanila yang berkualitas.

“Makanya kalau di La Dame in Vanilla, para petani yang berpartner dengan kami, kami selalu melakukan edukasi karena mereka butuh diingatkan terus-menerus,” ujar Lidya.

La Dame in Vanilla berkembang dan kini tak hanya memproduksi ekstrak vanila, mulai dari vanilla bean pastevanilla sugarvanilla sea salt, hingga yang terbaru ada vanilla collagen. Seluruh produk La Dame in Vanilla halal dan tidak mengandung alkohol seperti kebanyakan ekstrak vanila impor.

Halaman :
Tags
SHARE